Powered By Blogger

Senin, 20 Desember 2010

makalah strategi belajar mengajar tentang strategi pembelajaran inquiry

Bab I
Pembahasan
Latar belakang masalah
Strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi yang banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Dalam aliran ini belajar pada hakikatnya adalaha proses mental dan berfikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh individu secara optimal. maksut yang terkandung dalam aliran ini adalah bagaimana pengetahuan yang diperoleh siswa bisa bermakna melalui ketrampilan berpikir.
Dalam mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi pembelajaran inkuiri (inquiry).
Peranan Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas adalah sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia juga harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Strategi Pembelajaran Inquiry
Penerapan strategi pembelajaran inquiry sesuai dengan teori konstruktivisme. Teori ini meyakinkan guru bahwa proses belajar merefleksikan pengalaman siswa. Dalam proses belajar, siswa membangun pemahaman dirinya sendiri. Tiap siswa menghasilkan sendiri “aturan” dan “model mental,” yang digunakannya untuk membangun pengalaman dan memperoleh pengetahuan.
Belajar, karenanya, merupakan proses penyesuaian model mental siswa dalam menyusun dan mengakomodasi pengalaman baru. Belajar merupakan proses interaksi sosial (Wikipedia: 2010)
Pengetahuan siswa dibangun dengan informasi yang diperoleh secara alami. Proses belajar siswa merpakan bagian dari pengembangan pengalaman melalui pertemuan mereka dengan guru dan rekan-rekan mereka, dan mengkaji apa yang telah mereka pelajari dari sumber belajar yang terpercaya. Karena itu pula, ilmu pengetahuan harus dibangun secara bertahap dan sedikit demi sedikit.
Berdasarkan konsep itu, maka dalam menerapkan strategi pembelajaran inquiry guru harus melibatkan siswa untuk melakukan penyelidikan, penelitian, atau investigasi yang dapat membangun pemahaman mereka sendiri. Siswa melakukan langkah kegiatan belajar aktif dan menerapkan keterampilan berpikir kritis yang dipadukan dengan metode ilmiah.
Inquiry bersinonim dengan riset atau investigasi. Pembelajaran berbasis iquiry adalah strategi mengajar yang mengkombinasikan rasa ingin tahu siswa dan metode ilmiah. Penggunaan strategi ini untuk meningkatkan pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui kegiatan belajar seperti pada bidang sains.
Penerapan strategy ini merupakan upaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dorongan itu berkembang melalui proses merumuskan pertanyaan, merumuskan masalah, mengamati, dan menerapkan informasi baru dalam meningkatkan pemahaman mengenai sesuatu masalah. Rasa ingin tahu itu terus ditumbuhkan untuk meningkatkan semangat bereksplorasi sehingga siswa belajar secara aktif.
Proses belajar dapat berlangsung jika dalam diri siswa tumbuh rasa ingin tahu, mencari jawaban atas pertanyaan, memperluas dan memperdalam pemahaman dengan menggunakan metode yang berlaku umum. Jawaban atas pertanyaan itu sering diusulkan oleh peserta didik sendiri dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, keterampilan merumuskan pertanyaan menjadi bagian penting dalam penerapan inquiry, seperti, merumuskan pertanyaan dalam penelitian. Kemampuan bertanya dan keberanian mengungkap pertanyaan menjadi bagaian penting dalam penerapan strategi ini.
Inquiry dapat dimulai dengan pertanyaan “Apa?” atau “ Bagaimana?” untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu gejala alam atau pun sosial.
Thomas Kuhn menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan, metode dan kerangka penafsiran berasal dari paradigma para ilmuwan. Mereka berusaha untuk menegaskan sudut pandangnya. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari dalam sudut pandang mereka. Dari situ muncul sudut pandang baru.
Para ilmuwan juga mencari penyebab. Misalnya, mereka mencari jawaban atas pertanyaan, Apa yang menyebabkan orang sakit TBC? Para ilmuwan mencari penyebab muculnya parasit dan menemukan bakteri tuberkulosis. Setelah diketahui penyebabnya, Bagaimana mengobatinya? Dari prose itu orang kemudian mencari obatnya. Ketika antibiotik ditemukan maka peluang menyembuhkan menjadi tersedia. Semua jawaban diperoleh melalui metode ilmiah.
*
Penerapan strategi inquiry memerlukan keterampilan dasar bertanya. Pertanyaan itu harus merefleksikan dorongan rasa ingin tahu. Kemudian, dorongan rasa ingin tahu itu dipadukan dengan keterampilan berpikir kritis untuk mencari jawabannya dari pertanyaan yang dibuatnya sendiri oleh siswa.
Keterampilan berpikir kritis harus memadukan proses intelektual yang terus aktif melalui langkah menerapkan konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, komunikasi, dan proses eksplorasi maupun elaborasi. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai landasan untuk meneguhkan keyakinan melakukan suatu tindakan itu benar.
Dalam meneguhkan keyakinan bahwa tindakannya benar, perlu dilandasi dengan nilai-nilai intelektual yang berlaku secara universal, yaitu: kejelasan, ketepatan, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, argumantasi, kedalaman, luas, keadilan, dan nilai-nilai etika yang berlaku.
Untuk memulai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi inquiry Anda dapat menetapkan sebuah topik yang layak eksplorasi. Jauhkan siswa siswa dari sikap berpikir seperti Anda. Doronglah mereka untuk menggunakan pikirannya sendiri, dari pertanyaannya. Biarlah pertanyaan itu dikembangkan secara independen, namun usahakan relevan dengan kompetensi dasar yang hendak Anda kembangkan dalam kelas.
Metode inquiry salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapatkan jawabannya sendiri. Metode pembelajaran ini dalam penyampaian bahan pelajarannya tak dalam bentuk final dan tak langsung. Artinya, dalam metode inquiry peserta didik sendiri diberi peluang untuk mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah.


Pendekatan dan strategi pembelajaran saat ini diharapkan lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subjek belajar. Konsep ini bertujuan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah , siswa ‘bekerja’ dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Salah satunya, adalah metode inquiry. Pendidikan tak lagi berpusat pada lembaga atau pengajar yang hanya mencetak lulusan kurang berkualitas, tapi berpusat pada peserta didik.
Langkah-langkah pelajaran investigasi dalam penerapan inquiry.
Menentukan tujuan, sampaikan informasi kepada siswa apa yang mereka akan mereka pelajari, implikasi yang menarik dari proses pelajaran yang akan berlangsung, cotoh yang menarik adalah pelacakan perkiraan berat bumi. Untuk proses belajar ini berikan petunjuk pelaksanaanya. Untuk contoh pelacakan berat bumi, tidak perlu ada hipotesis. Jika diperlukan sampaikan pula tujuan pedagogis dari pelajaran ini.
Menentukan Hipotesis: Para siswa harus selalu diharapkan untuk membuat hipotesis sendiri. Hal ini sebaiknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang ditindaklanjuti dalam diskusi seluruh kelas. Anda harus mendorong mereka untuk merumuskna hipotesis dengan benar.
Menentukan Prosedur: Setelah siswa memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan percobaan atau penelitian, mereka harus memiliki ide tentang bagaimana untuk menemukan jawabannya. Menurut pengalaman dalam berbagai diskusi dalam kelas hipotesis yang berbeda akan memberikan ide yang berbeda pula dalam menguji hipotesis mereka sendiri.
Hanya saja jika mereka telah menunjukkan bahwa hipotesis mereka mungkin benar tidak berarti mereka telah membuktikannya!
Bahan: Setelah siswa mengetahui apa yang mereka rencanakan, mereka dapat membuat daftar bahan mereka perlukan. Doronglah siswa menulis apa yang mereka rencanakan dan bahan yang mereka butuhkan.
Data: Sebelum siswa memulai studi, mengingatkan mereka tentang semua tindakan pengamanan. Jika mereka bekerja dengan bahan kimia, mereka harus memakai kacamata keselamatan dan perangkat keselamatan lain secukupnya.
Arah kegiatan: Siswa harus tahu apa yang mereka mencari. Mereka mungkin membutuhkan bantuan guru, berikan bantuan secukupnya.
Kesimpulan: Ketika siswa telah selesai studi, mereka harus membahas hasil mereka dengan satu sama lain. Mereka harus mencari tahu siapa yang memiliki hasil yang sama, yang memiliki hasil yang berbeda, mengapa hasil mungkin akan berbeda. Mereka harus menginterpretasikan hasil berdasarkan pertanyaan awal. Apa hasil rata-ratanya?
Jika hasil mengarah ke pertanyaan lain, maka proses studi dimulai lagi. Perhatikan agar kesimpulan diskusi kelas bermakna dan relevan dengan kompetensi dasar yang ingin dikembangkan.


BAB II
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajarn yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan rumpun pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi (Indrawati : 1999).
Inkuiri yang dalam bahasa inggris adalah Inquiry, yang berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (2002) menyatakan, strategi inkuiri berarti suatu rangakaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis,
A KONSEP DASAR SPI
SPI bermula dari asumsi bahawa manusia sejak lahir ke dunia, memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuanya. Rasa ingin tahu tentang suatu hal yang ada di sekelilingya, merupakan kodrat manusia sejak lahir secara terus menerus. Pengetahuan yang dimiliki manusia, akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh rasa keingintahuan itu.
Tujuan utama dari pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dnegan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa keingintahuan mereka. SPI merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach), karena dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
B PRINSIP-PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri yaitu :
A. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Startegi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan,bukan sesuatu yang tidak pasti,oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
B. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi antara siswa dan guru bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Guru mengarahkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
C. Prinsip Bertanya
Peran guru dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagi jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
D. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
E. Prinsip keterbukaan
Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
C LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SPI
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau pembelajaran yang responsif. Berbeda dengan tahapan preparation dalam Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Dengan demikian, teka-teki yang mengandung konsep yang jelas harus dicari dan ditemukan.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahn yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Manakala, individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang di butuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.oleh sebab itu,tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah prose menentukan jawban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Sering terjadi oleh karena banyaknya data diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang henfak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menu jukkan pada siswa data mana yang relevan.
D CIRI UTAMA STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
 Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa yang diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
 Tujuan penggunaan stategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia dapat menguasai materi pelajaran.
E MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
a. Guide Inquiry
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cuku luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru , siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS. Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan.
b. Modified Inquiry
Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu, guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.
c. Free Inquiry
Pada model ini siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih bebas dari pada kedua jenis inkuiri sebelumnya.
d. Inquiry role Approach
Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat orang untuk memcahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
e. Invitation Into Inquiry
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara yang lain ditempuh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan berikut: a) Merancang eksperimen, b) Merumuskan hipotesis , c) Menentukan sebab akibat, d) menginterpretasikan data, e) Membuat grafik, f) Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan peneitian, g) mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau diperkecil.
f. Pictorial Riddle
Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar , Gambar peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu riddle berupa gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.
g. Synectics Lesson
Pada jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
h. Value Clarification
Pada model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.
F KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPI
Keunggulan :
 SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
 SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
 SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan.
 SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan strategi inkuiri
 Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
 Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
 Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
SPI AKAN EFEKTIF BILAMANA
 Guru mengharapkan siswa dapat menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang dipecahkan.
 Bahan pelajaran bukan berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, malainkan sebuah kesimpulan yang memerlukan pembuktian.
 Proses pembelajaran bermula dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
 Peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk berfikir.
 Jumlah siswa ideal dengan kapasitas guru.
 Alokasi waktu mencukupi untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
BAB III
PENUTUP
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000). Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Trianto, model-Model Pembelajaran Inovatif,
http//:risahpunyakreasi.blogspot.com/2010/04/strategi-dan-model-pembelajaran.
http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/03/strategi-pembelajaran-inkuiri-spi.html
http://gurupemula.co.cc/model-pembelajaran-inkuiri/
http://www.manmodalsingkawang.com/index.php?option=com_content&view=article&id=83:model-model-pembelajaran-inkuiri&catid=1:latest-news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar