Powered By Blogger

Rabu, 22 Desember 2010

makalah berfikir intelegensi dan motivasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berfikir, inteligensi, dan motivasi apabila kita menelaah dari barbagai buku maka akan terdaspat pengertian yang berbeda-beda, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut, disamping juga disebabkan adanya wawasan dan cara berfikir yang berbeda, meski para ahli mempunyai pengertian masing-masing tetapi pengertian itu hanya berbeda dari sudut pandang mereka.
Jadi mempelajari berfikir, intelegensi, dan motivasi sangat penting bagi setiap orang karena akan sangat terasa betapa pentingnya pengetahuan tentang berfikir inteligensi dan motivasi itu. Maka tidak heran jika semua orang ingin mempelajari cara berfikir, intelegensi dan movitasi yang baik.
Berfikir merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab bahwa dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus sesuai dengan cara berfikir yang lain.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berfikir, intleigensi, motivasi adalah :
1. Menjelaskan pengertian berfikir, inteligensi, dan motivasi.
2. Untuk membantu penulis dan pembaca agar lebih bijaksana dalam berfikir, mengatur kecerdasan.
3. Berfikir, inteligensi, dan motivasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia.

BAB II
BERFIKIR, INTLEGENSI, DAN MOTIVASI

A. Berfikir
Dalam arti yang terbatas berfikir itu tidak dapat di definisikan. Tiap kegiatan jiwa yang menggunakan kata-kata dan pengertian selalu mengandung hal berfikir.
a. Pengertian Berfikir
Berfikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.1
Dalam pengertian lain psikologi asisiasi mengemukakan bahwa berfikir itu tidak lain dari pada jalannya tanggapan-tanggapan yang dikuasai oleh haluan asosiasi. Aliran psikologi asosiasi berpendapat bahwa yang penting adalah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-tanggapan.
Sementara itu aliran Behaviourisme berpendapat bahwa berfikir adalah gerekan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat syaraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan “buah fikiran”
Psikologi Gestait berpendapat bahwa berfikir itu merupakan keaktifan psikis yang abstrak ayng prosesnya tidak dapat diamati dengan alat indra kita.
Dari pendapat diatas kita bias tarik kesimpulan bahwa pengertian berfikir adalah selalu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.

b. Macam-macam berfikir
Dalam hal ini kita dapat mengklasifikasikan berfikir menjadi beberapa cara.

1. Berfikir Induktif
Berfikir induktif ialah suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. Berikut contoh sebagai penjelas:
a. Seorang ahli psikologi mengadakan penyelidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis begitupun dengan bayi B, C, D dan seterusnya. Kesimpulannya semua bayi yang normal segera menangis ketika dilahirkan 2
b. Jagung ditanam, tumbuh keatas, kacang tanah ditanam tumbuhnya keatas pula, biji-biji yang lain demikian pula. Kesimpulannya semua batang tanaman tumbuhnya keatas mencari sinar matahari.
Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berfikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada refresnentatif atau tidaknya sample yang diambil yang mewakili fenomena keseluruhan.

2. Berfikir Deduktif
Berfikir deduktif ialah suatu proses dalam berfikir yang langsung dari umum menuju kepada yang khusus.
Contoh:
a. Manusia semua akan mati (kesimpulan umum)
Jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)
Jamilah akan mati (kesimpulan deduktif)
b. Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum)
Tembaga adalah logam (khusus)
Tembaga kalau dipanaskan memuai (deduktif)3

c. Berfikir Anologis
Berfikir anologis adalah berfikir dengan cara menyamakan ata membandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami. Orang yang berfikir ini juga bertanggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang.
Contoh:
Setiap hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor kelihatan berawan terbal, dan tidak lama sesudah itu hujan lebat turun sampai sore. Pada suatu hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor berawan tebal. Kesimpulannya sudash tentu sebentar lagi akan turun hujan lebah sampai sore.

B. Inteligensi
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah inteligensi merupakan salah satu masalah pokok. Kerena inteligensi merupakan salah satu factor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya belajar seseorang, apalagi pada waktu kita remaja inteligensi sangat besar pengaruhnya.
a. Pengertian Inteligensi
Inteligensi ialah kemamuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu .4
Dalam pengertian lain William Stern berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir sesuai tujuan yang tergantung pada dasar dan keturunan.
Crow and Crow mengemukakan bahwa inteligensi berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan fikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan, problem-problem, dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan.
Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa inteligensi ialah faktor total dari berbagai macam ingatan, persamaan, perhatian, tingkah laku atau perbuatan yang tampak. Inteligensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir faktor lingkungan dan pendidikan pun dapat mempengaruhi keduanya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi, sehingga terdapat perbedaan inteligensi dengan yang lainnya adalah :
1. Faktor pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Seperti halnya orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh.
2. Faktor kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalamai pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu karena soal-sosl itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakuakna mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur. 5
3. Faktor pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
4. Faktor minat dan pembawaan yang khas ialah minat yang mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan seseorang untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
5. Faktor kebebasan ialah kebebasan manusia dalam memilih metode-metode dalam memecahkan masalah-masalah dan juga bebas memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Faktor-faktor diatas sangat berhubungan erat. Jadi untuk menentukan inteligensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat berpacu pada satu faktor karena inteltigensi itu adalah faktor total artinya keseluruhan itu ikut menentukan dalam perbuatan inteligensi.


C. Motivasi
Apa saja yang diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, itu semua selalu ada motivasinya.
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu keadaan psikologi yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing seseorang kearah tujuan-tujuannya termasuk tujuan seseorang dalam melaksanakan tingkah laku.6
Dalam belajar motivasi sangatlah penting, karena motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Disekolah sering kali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka bolos, dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan fikirannya. Dalam hubungan ini, perlu diingat, bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentu anak itu bias dikatakan bodoh terhadap mata pelajaran itu, karena seringkali terjadi seorang anak malas terhadap suatu mata pelajaran yang lain. Contoh: Banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat, maka anak itu akan lebih berusaha sehingga dari contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa motive yaitu gerakan yang dilakukan manusia dan tingkah laku amaliyah yang bangkit sendiri untuk mencapai tujuan akhir dari gerakan yang menimbulkan terjadinya tingkah laku tersebut.
Adapun pendapat lain dari Sertain. Berpendapat bahwa motif adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang dan segala kesuatu tujuan atau perangsang dan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu . contoh : Seorang pengendara becak bermandi keringat karena menarik penumpang yang gemuk-gemuk dipanas matahari dan dijalan yang menanjak. Adapula seorang pelajar yang tekun mempelajari buku sampai malam tidak menghiraukan lelah dan kantuknya.
Jadi motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 7

b. Macam-macam motivasi
Para ahli psikologi menggolongkan motivasi sebagai berikut:
1. Physiological drive adalah dorongan dan yang bersifat jasmaninya atau kebutuhan organis seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar. Kebutuhan bergerak dan beristirahat atau tidur.
2. Social motivasi yaitu motif-motif yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam bermasyarakat, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).
3. Emergency motives yaitu motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita, tetapi karena rangsangan dari luar yang menarik kita. Contoh: Diwaktu kita sedang asyik belajar tiba-tiba ada orang minta tolong, seketika itu juga kita terdorong untuk keluar rumah dan melakukan sesuatu.
4. Motif objektif adalah motif yang diarahkan atau ditujukan kesuatu objek atau tujuan tertentu disekitar kita, adanya dorongan dari diri kita (kita menyadarinya) contoh: Motif menyelidiki menggunakan lingkungan.

c. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah utnuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan yang diinginkan, bagi seorang manager, tujuan motivasi ialah untuk menggerakan pegawainya dalam meningkatkan usaha atau prestasi kerjamnya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan para siswanya agar berkeinginan untuk meningkatkan para siswanya agar berkeinginan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditertapkan dalam kurikulum sekolah. Contoh : Seorang guru memberikan pujian kepada siswanya yang maju kedepan kelas yang dapat mengerjakan tugasnya dengan benar, dengan pujian itu dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya diri pada diri sendiri, disamping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju kedepan kelas.
Dari kedua contoh tersebut, sangatlah jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan, makin jelas tujuan yang diaharapkan atau yang akan dicapai makin jelas pula. Bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan, tindakan motivasi akan lebih lanjut berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimnotivasi. Oleh Karen itu, setiap orang mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

BAB III
PENUTUP

• Kesimpulan
Bahwa berfikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penermuan yang terarah kepada suatu tujuan.
Adapun macam-macam berfikir adalah :
a. Berfikir induktif adalah proses berfikir dari khusus ke umum.
b. Berfikir deduktif adalah proses berfiikir dasri khusus ke umum.
c. Berfikir analogis adalah berfikir dengan cara membandingkan fenomena yang pernah terjadi.
Sedangkan inteligensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu, dapat dikatakan juga inteligensi adalah perasaan, perhatian dan tingkah laku yang timbul.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
a. Faktor pembawaan yaitu faktor yang ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.
b. Faktor kematangan yaitu faktor yang berhubungan erat dengan usia.
c. Faktor pembentukan yaitu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan inteligensi.
d. Faktor minat dan pembawaan yaitu faktor pendorong untuk lebih giat dan lebih baik lagi.
e. Faktor kebebasan yaitu faktor kebebasan untuk memilih yang sesuai dengan bebutuhannya.
Dan motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan yang baik.
Adapun macam-macam motivasi adalah :
a. Physiological drive
b. Social motives
c. Emergency motives
d. Motif objektif.

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayahnya penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Berfikir, Inteligensi, dan Motivasi”, dengan lancer.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “B. Indonesia”. Penuis menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, terutama dari segi materi dan cara penyajiannya, oleh Karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya penuis berharap makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan sebagai pustaka ilmu.




Pandeglang, Desember 2010

Penulis

DAFTAR PUSTAKA


Purwanto Ngalim, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Ramayulis, 2002. Psikologi Agama, Jakarta : Kalam Mulia.
Suryabrata Sumardi, 1998. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1

BAB II BERFIKIR, INTLEGENSI, DAN MOTIVASI
A. Berfikir 2
B. Intelegensi 4
C. Motivasi 6

BAB III PENUTUP
• Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar