Powered By Blogger

Selasa, 22 Maret 2011

makalah slekta pendidikan

1. PROBLEMA PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN YANG AKAN DATANG

       •    •   •     
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.n(al-hasyr 18)

..... يَرْفَعِ للهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْاالعِلْمَ دَرَجَاتٍ
............ Allah akan menaikan beberapa deraat lebih tinggi atas orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (al-mujadalaah 11)
pemikiran dasar
agama islam yang diwahyukan kepada rasulullah Muhammad S.A.W adalah mengandung implikasi rahmat bagi sekalian alam. dalam agama islam terkandung satu potensi yang mengacu kepada dua fenomena perkembangan yaitu:
1. potensi psikologis dan pedagogis yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok peribadi yagn berkualitas bijak dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya
2. potensi pengemabgan kehidupan manusia sebagai “ khalifah” di muka bumi yang dinamis dan keratif serta responsif terhadap lingkunagn sekitarnya baik yang alamiah maupun yang ijtimaiah di mana tuhan menjadi potensi sentral perkembagannya.
Agama islam yag membawa nilai-nilai dan norma-norma kewahuan bagi kepentingan hidup manusia di atas bumi, baru aktual dan fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses kependidikan yang konsisten terarah kepada tujuan.
bila diibaratkan seorang pemimpin, ilmu pendididan islam dlaam mengamati dinamika masyarakt yang seringkali mengejalakan perubahan sosial kultural dalam proses pertumbunanya harus meneliti esensi dan implikasi dibelakang perubahan itu dalam rangka menemukan sumber sebabnya,. dari sanalah pendidikan islam mengadakan modifikasi-modifikasi tehadap dan takti yang inovatif terhadap program pembelajaran sehingga kondusif terhadap aspirasi masyarakat.

1. Pengertian Pendidikan Islam
salah satu pandangan modern dari seorang ilmuan muslim, hasil pendidikan islam DR. Muhamad S.A Ibrahimy (bangladesh) menungkapkan penertian pendidikan islam yang berjangkauan luas sebagai berikut:
“islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of islam, and thus peace and thus peace and prosperity may prevail in his own life as well as in the whole world, this Islamic scheme of education is,, of necessity an all embracing system, for Islam encompasses the entire gamut of a Muslim’s life. it can justly be said that all branches of learning which are not Islamic are included in the Islamic education, the s scope of Islamic education has been changing at different times, in view of the demands of the age and the development of science and technology, it scope has also widened”
"pendidikan Islam dalam arti sebenarnya dari istilah ini, adalah sistem pendidikan yang memungkinkan seorang pria untuk memimpin hidupnya sesuai dengan ideologi Islam, sehingga ia dapat dengan mudah cetakan hidupnya sesuai dengan ajaran islam, dan dengan demikian perdamaian perdamaian dan dengan demikian dan kemakmuran dapat berlaku dalam hidupnya sendiri serta di seluruh dunia, ini skema pendidikan Islam, kebutuhan sistem semua memeluk, untuk Islam mencakup seluruh gamut kehidupan seorang Muslim. itu adil dapat dikatakan bahwa semua cabang pembelajaran yang tidak Islam termasuk dalam pendidikan Islam, ruang lingkup pendidikan Islam telah berubah pada waktu yang berbeda, mengingat tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, itu lingkup juga melebar "
hasil seminar pendidikan islam sedunia pada tahun 1980 di islamabad menunjukan makin kompleksnya tugas ilmu pendidikan islam, karena harus diarahkan kepada tujuan yang komprehensif paripurna, sebagai berikut:
education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intellect, the rational self, felling and bodily sense. education should, therefore, cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection, the ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”
pendidikan mengarah pada pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui pelatihan roh manusia, akal, rasa rasional diri, penebangan dan tubuh. pendidikan harus, oleh karena itu, melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun secara kolektif, dan memotivasi semua aspek menuju kebaikan dan pencapaian kesempurnaan, tujuan akhir pendidikan terletak pada realisasi penyampaian lengkap kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya "
dengan demikian apa yang kita kenal dengan pendidikan agama islam di negeri kita adalah merupakn bagian dari pendidian islam, dimana tujuan utamanya ialah membina dan mendasari ehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus menajarkan ilmu agama islam, sehingga ia mampu menamalkan syariat islam secara benar sesuai pengetahuan agama.
2. sistem pendekatan dan orientasi
di tengah golombang krisis nilai-nilai kultural berkat pengaruh ilmu dan teknologi yang berdampak pada perubahan sosial. pendekatan pendidikan islam yang mengandung bahwa kebenaran islam yang mutlak pasti mampu mengalahkan kebatilan yang merajalalela di luar kehidupan islam dengan dasar dalil :
(jika telah datang perkara yang hak, maka hancurlah perkara yang batil) perlu dilakukan modifikasi/perubahan menjadi pendekatan yangberdasarkan atas pandangan yang realitasbahwa islam sebagai suatu kebenaran mutlak baru mampu berkembang dengan sepenuhnya dalam masyarakat bila para pendukungnya berusaha keras dan tepat sasaran melalui sistem dan metode yang kreatif dan efisien.
lebih –lebih dalam menghadapi pergeseran nilai-nilai kultural yang transisional dari dunia kehidupan, yang belum menemukan pemukiman yang mapan, maka pendidikanislam dituntut untuk menerpkan penddekatan dan orientasi baru yang relevan dengan tuntutan zaman, justru karena pendidikan islam membawakan prinsip dan nilai-nilai absolutisme yang bersifat mengarahkan trendes perubahan sosio-kultural itu.
3. Pelembagaan proses kependidikan islam
kelembagaan pendidikan islam merupakan sub sistem dari sistem masyarakat atau bangsa, dalam opreasionalisasinya selslu menacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan masyarakt tanpa bersikap demikian, lembaga pendidikan kita dapat menimbulkan kesenjagnan sosial dan kultural, kesenjagnan inilah yang menjadi salah satu sumber konflik antara pendidikan dan masyarakat dari sanalah timbul krisis pendidikan yang intensitasnya berbeda-beda menurut tingkat atau taraf rising demands masyarakat.
disamping itu pergeseran idealis masyarakat yang menuju ke arah pola pikir rasional-teknologis yang cendertung melepaskan diri dari tradisionalisme kultural edukatif makin membengkak fungsi lembaga kependidikankita mau atau tidak harus bersifat laten terhadap kecenderungan sosial tersebut. akibatnya lembaga ini terlalu dibenani over demanded, kaena dianggap sekedar sebagai public and social servan yang harus tunduk kepada kebinekaan kepentingan yang berubah-ubah.inilah sebagai pencerminan kemelut yan gterjadi di dalam masyarakat yang purna industrial terutama di barat.
4. Pengaruh sain dan teknologi canggih
sebgaiman telah kita sadari bersaa bahwa dampak positiff dari pada kemajuan teknologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif kehidupan manusia yang hidup sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin mengemulut. teknologi menawarkan berbagai macam kesantaian dan kesenangan yang semakin bineka, memasuki ruang-ruang dan celah-celah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan yang gelap pun dapat dipenetrasi.
permsalahan baru yang harus dipecakan oleh pdneididkan isalam pada khususnya antara lain adalah dehumanisasi pendidikan, netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya mengendalikan dan mengarahkan nilai-nila tradisional kepada suatu pemukiman yang illahi yang kokoh dan tahan bantingbaik dalam dimensi individual maupun sosial kultural.
5. Perencanaan dan model-meodel pendidikan islam
dalam sejarah perkembangan islam pada periode awal pendidian islam sebagai yang telah dilaksanakan oleh nabi muhammad adalah pemenuhan kebutuhan manusia untuk bebas dari belenggu akidah yang sesat yang dianut olelh kelompok elitis kuraesy dan yang dijadikan sarana menatl untuk melestarikankekuasaan penidas terhadap orang dari kelompok lain yang dipandang rendah derajatnya.
metode yang dipergunakan nabi adalah berdasarkan pendekatan personal individual, kemudaian meluas kearah pendekatan keluarga yang pada gilirannya meluas kearah pendekatan sistetik yang memandang bahwa orang perorangan merupakan bagian dari unit keluarga, sedangkan keluarga menjadi masyarakat, subsistem masyarakat dan masyarakat semakin berkembang menjadi mikro sistem dalam bentuk negara.
jadi nampaklah bahwa pendekatan sistematik islami dari nabi pada proses awalnya berdasarkan hikmah dan mauidho hasanah dengan metode targib dan tarhib yang didramatitasikan melalui uswatun hasanah pada akhirnya baru penerapan sangsi-sangsi .
dari segi menejemen kependidikan suatu perencanaan utnuk pendidikan masa depan harus meliputi tiga ciri pokok masyarakt menurut horld G. Shane salah seorang futuris yang optimis yaitu masa depan sosio masa depan tekno dan masa depan bio dengan segala implikasi dan dampaknya terhadap jiwa manusia. maka pendidikan yang dijadikan tumpuan harapan manusia harus mampu memproyeksikan keadaan masa depan ke dalam ketiga kategori tersebut yaitu:
1. masa depan sosio
yanitu memandang fenomena prinsipal, antara lain penyebaran alternatif struktur rumah tangga yangn lamban sharing child raring pandangan tentang psososi keibuan hubungan seksualitas dan moralitas sosial baru, serta interprestasi kembali tentang peranan agama dalam masyarakat makin banyak kaum wanita menjadi tenaga kerja.dan lain-lain
2. masa depan tekno
yaitu secara singkat dapat disimpulkan bahwa masyarakat masa depan akan dilanda pengaruh energi fisika tinggi, inovasinya dan implikasinya yang cenderung lebih besar terhadap energi sinar laser, dan bidang-bidang lainya.
3. masa depan bio
yaitu secara prinsipal ditandai dengan makin menghangatnya diskusi tentang pemakaian teknik modifikasi behavioral seperti kimia, ekeltronik dan kejiwaan serta isu-isu manipulasi genetika.
dari segi-segi penggambaran masa depan diatas sesungguhnya idealistas pendidikan islam dapat menjadi suatu kekuatan moral dan ideal bagi upaya pembudayaan memanusiakan dan mengagamakan manusia kurun ultra modern sesuai dengan petunjuk al-quran yang menyatakan antara lain:
•               
9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

2. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU
sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci al-quran dan sunnah rasulullah SAW. serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan.
ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada giliranya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi, tiga komponen dasar itu adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal.
stujuan pendidikan islam yang univarsal telah dirumuskan dalam seminar pendidikan islam di islambad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam di negara-negara islam.
sebagai esensinya tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tuntutan al-quran itu tidak lain adlah sikap penyerahan diri secarat total kepada Allah SWT, yang telah terikrar dalam kehidupan sehari-hari
 •        
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

2. Metode pendidikan islam yang kita ciptakn harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.
3. Irama gerak harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau ide.
untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman operasionalsisasi yang ditetapkan dalam dunia akademik, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan yang islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari nonislami
2. Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesis serta teori dalam lingkup kependidikan yang islami yang bersumberkan ajaran islam
3. Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam. beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4. Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain dan menunjukan kemandirianya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena itu, suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada
2. Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep, karena alam kita tidak menediakan sistem siap pakai untuk itu.
3. Teori harus mengikhtisarkan sebgai fakta. kejadian-kejadian, oleh karenannya maka sebuah teori harus dapat menjelaskan sejumlah besar fakta.
4. Teori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian karena tugas sebuah teori adalah meramalkan kejadian-kejadian yang belum terjadi.
Adapun corak teoritis dari ilmu pendidikan islam itu hendaknya disusun secara sistematis yang well-organized yang mampu memberikan deskripsi tentang adanya fakta dari pengalaman operasional dalam bentuk pengertian sesederhana mungkin.
Yang menjadi permasalahan urgen bagi ilmu pendidikan islam, yaitu sebagai beriktu:
1. Bagaimana seharusnya pendidikan islam dapat menjawab tantangan kebutuhan kependidikan generasi muda bagi kehidupan di masa depan secara sistematis berencana, mengingat ciri khas agama islam adalah bersifat aspiratif dan kondusif kepada kebutuhan hidup sesuai dengan human nature (Fitrah)
2. Bagaimana agar pendidikan islam mampu mendasari kehidupan generasi muda dengan iman dan takwa dan berilmu pengetahuan yang sekaligus dapat memotivasi daya kreativitasnya dalam kegiatan pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan tersebut sejalan dengan tuntutan al-quran.
3. Bagaimana pendidikanislam sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan memajukan tradisi dan budaya moral yang islami ethnic dalam komunikasi sosial dan interpersonal dalam masyarakat yang semakin industrial-teknologis
4. Bagaimana agar pendidikan islam tetap, mampu berkembang dalam jujur input invironmnetal di lembaga pendidikan dalam proses pencapaian tujuan akhirnya, baik dalam upaya membentuk pribadi, maupun anggota masyarakata dan warga negara yang berkualitas baik.

Semboyan yang menjadi etos kerja kita antara lain adalah firman allah yang mengatakan
إِنَ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu umat, sehingga mereka sendiri mengubahnya (QS . Ar-Ra’du: 11)

3. MODEL-MODEL PENDIDIKAN ISLAM DAN ORIENTASINYA
Model-model pendidikan islam yang terbuktu tidak memuaskan tuntutan umat terlihat pada praksisasinya sebagai berikut:
1. Model pendidikan islam yang berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai-nilai lama yang berkonservatif dan asketis harus dilestarikan dalam sosok pribadi muslim yang resistan tehadap pukulan gelombang zaman, merupakan ciri utama pendidikan esensialistik. orientasi demikian sudah tentu kurang dapat diandalkan oleh umat untuk menjawab tantangan zaman,
2. jika pendidikan islam berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai-nilai islami yang mengandung potensi mengubah nasib masa lampau ke masa kini yang dijadikan inti kurikulum pendidikan, maka model pendidikan islam menjadi bercorak perenalistik, di mana nilai-nilai yang terbukti tahan lama saja yang diinternalisasikan ke dalam pribadi anak didik. sedang nilai-nilai yang potensial bagi semangat pembaruan ditinggalkan.
3. bila pendidikan islam hanya lebih berorientasi pada personalisasi kebutuhan pendidikan dalam segala aspeknya, maka ia bercorak individualistas, dimana potensi aloplastik, masyarakat dan alam sekitar kurang mengacu kepada kebutuhan sosiokultural.
4. jika pendidikan islam berorientasi kepada masa depan sosio, masa depan tekno, dan masa depan bio, dimana ilmu dan teknologi menjadi pelaku perubahan dan pembaruan kehidupan sosial, maka pendidikan islam yang bercorak teknologis, dimana nilai-nilai samawi ditinggalkan diganti dengan nilai-nilai pragmatik realivistik kultural;
5. akan tetapi jika pendidikan islam yang berorientasi kepada perkembangan masyarakat berdasarkan proses dialogis di mana manusia ditempatkan sebagai geiger-conter pendeteksi sinar readioaktif elemen-eleman sosial yang berpotensi kontrovesial ganda. yaitu membahagiakan dan mesejahterakan.
Dengan memerhatikan potesi psikologis dan pedagogis manusia anugrah Allah, model pendidikan islam seharusnya berorientasi kepada pandangan falsafah sebagai berikut:
1. Filosofis : Memandang manusia didik adalah hamba tuhan yang diberi kemampuan fitrah, dinamis dan sosial-religius serta yang psiko fisik cenderung kepada penyerahan diri secara total kepada maha penciptanya.
2. Etimologis: potensi berilmu pengetahuan yang berpijak pada iman dan berilmu pengetetahuan untuk menegakan iman yang bertauhid, yang basyariyah-dharuriah menjadi shibghah manusia muslim sejati berderajat mulia.
3. pedagogis : manusia adalah makhluk belajar sejak dari ayunan sampai liang lahat yang proses perkembanganya didasari nilai-nilai islami yang dialogis terhadap tuntuta tuhan dan tuntutan perubahan sosial, lebih cenderung kepada pola hidup yang harmonis antara kepentingan duniawi dan ukhrowi, serta kemampuan belajarnya disemangati oleh misi kekhalifaan di muka bumi
secara kurikuler model-model tesebut didesain menjadi:
1. Content: lebih difokuskan pada permasalahan sosiokultural masa kini untuk diproyeksikan ke masa depan, dengan kemampuan anak didik mengungkapkan tujuan dan nilai-nilainya yang inheren dengan tuntutan tuhan
2. Pendidik: bertanggungjawab terhadap penciptaan situasi komunitas dialogis interdependen dan terpercaya. ia menyadri bahwa pengetahuan dan pengalamannya lebih dewasa, dalam dan lua serta bersama-sama dengan anak didik berada dalam situasi belajar yang memperhatikan satu sama lain.
3. anak didik: dalam proses belajar mengajar melakukan hubungan dialogis dengan yang lain, dia belajar secara interdependent dan bersama-sama menghayati preepsi terhadap realitas kehidupan dan memperhatikan prespesi orang lain.
4. KRISIS PENDIDIKAN ISLAM
Hubungan antar pendidikan dengan masyarakat erat sekali. maka dalam proses pengembangan saling mempengaruhi. Dr. Fadhil Al-Djamaly mengbimbau agar umat islam menciptakan pendidikan yang didasari kepada keimanan kepada Allah, karena hanya iman yang benarlah yang menjadi dasar pendidikan yang benar dan memimpin kita kepada usaha mendalami hakikat dan menuntut ilmu yang benar sedang ilmu yang benar memimpin kita kearah amal yang saleh
Pendidikan islam yang dapat diharapkan mencapai sukses, menurut pandangan seorang pemikir pembaruan umat islam, syekh sayyid qutb, bila mengacu kepada:
1. sistem kehidupan yang mengartikulasikan dan mengaktualisasasikan sifat dasar manusia ( Humman nature) dimana islam diturunkan oleh Allah jutru untuk mengembangkan sifat dasar itu, karena islam adalah agama fitrah manusia.
2. sistem kehidupan islam menanamkan cita-cita untuk melepaskan diri dari segala bentuk penindasan oleh orang yang kuat terhadap yang lemah, ma dembebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan serta keterbelakangan.
Beberapa ahli kependidikan masa depan telah mengidentifik masikan krisis pendidikan yang bersumber dari krisis orientasi masyarakat masa kini, m pendapat pula dijadikan wawasan perubahan sistem pendidikan islam, yang mencangkup fenomena-fenomena antara lain sebagai berikut:


1. krisis nilai-nilai
2. krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik
3. adanya kesenjangan kredibilitaste
4. beban institusi sekolah kita terlalu besar melebihi kemampuannya
5. kurangnya sikap idealisme dan citra remaja kita tentang peranannya di masa depan bangsa
6. Kurang sensitif terhadap kelangsungan masa depan
7. kurangnya relevansi program pendidikan di sekolah dengan kebutuhan pengembangan
8. adanya tendensi dalam pemanfaatan secara naif kekuatan teknologi canggih
9. makin membesarnya kesenjangan diantara kaya dan miskin
10. ledakan pertumbuhan penduduk
11. makin bergesernya sikap manusia ke arah pragmatisme yang pada giliranya membawa ke arah materialisme dan individualisme.
12. makin menyusutnya jumlah ulama tradisional dan kualitasnya kecenderungan tersebut sudah tampak gejala-gejalan di daerah perkotaan negeri kita dalam era pembangunan saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar