Powered By Blogger

Minggu, 29 Mei 2011

makalah BK

KATA PENGANTAR
Landasan Bimbingan dan KonselingAgar dapat berdiri tegak sebagai sebuahlayanan profesional yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat bagikehidupan, maka layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di ataslandasan yang kokoh, dengan mencakup: (1) landasan filosofis, (2) landasan psikologis; (3) landasan religius, dan (4) landasan pedagogis. Berkenaan denganlayanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, selain berpijak padakeempat landasan tersebut juga perlu berlandaskan pada aspek ilmu pengetahuandan teknologi, sosial-budaya dan yuridis-formal. Untuk terhidar dari berbagai penyimpangan dalam praktek layanan bimbingan dan konseling, setiap konselor mutlak perlu memahami dan menguasai landasan-landasan tersebut sebagai pijakan dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.Dan untuk selanjutnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,tidak lupa saran dan kritik yang membangun dari teman-teman, khususnya dariibu dosen pembimbing mata kuliah BP/BK sangat penulis harapkan.1

LANDASAN DAN BIMBINGAN KONSELINGBAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang Permasalahan
Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling pada materisebelumnya, kami dalam makalah ini akan menguraikan berbagai hal yangmenjadi landasan pelayanan bimbingan dan konseling. Landasan tersebut meliputilandasan filosofis, religius, psikologis, sosial budaya, pedagogis.Paparan tentang landasan filosofis membahas tentang hakikat manusia.Uraian landasan filosofis menyangkut empat dimensi kemanusiaan dan berbagai pemikiran tentang evolusi perkembangan manusia, tinjauan psikologis tentangmanusia, serta hakikat tentang tujuan dan tugas kehidupan manusia. Landasanreligius masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus dikaitkan pada aspek-aspek keagamaan. Pemuliaan kemanusiaan manusia sebagai makhluk Tuhanmenjadi focus pembahasan.Uraian tentang landasan psikologis mengemukakan berbagai hal pokok yang amat besar pengaruhnya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitutentang tingkah laku, motif dan motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan dan tugas-tugas perkembangan, belajar dan penguatan dankepribadian. Sedangkan tentang landasan sosial budaya dibahas pengaruh sosial budaya terhadap individu, hambatan-hambatan komunikasi dan penyesuaian dirisebagai dampak perbedaan antar budaya serta pengaruh perbedaan antar budayaitu terhadap layanan bimbingan dan konseling. Tentang landasan ilmiah danteknologis dibahas secara garis besar keilmuan bimbingan dan konseling, Perananilmu-ilmu lain dan teknologi, serta peranan penelitian dalam pengembangan bimbingan dan konseling.Terakhir di bahas tentang peranan secara hakiki pendidikan terhadap pelayanan bimbingan dan konseling.2

2. Rumusun Masalah
a.Landasan yang digunakan dalam bimbingan dan konseling?-Landasan Filosofis-Landasan religius-Landasan Psikologis-Landasan Pedagogis b.Bagaimanakah implikasi landasan-landasan tersebut dalam bimbingan dankonseling?
3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman/ pengetahuan tentang landasan-landasan apa saja yang digunakan dalam bimbingan dan konseling dan implikasinya terhadap penerapan BK itu sendiri.
4. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:a.Mahasiswa dapat mengetahui tentang landasan-landasan yangdigunakan dalam bimbingan konseling. b.Dapat memberi sumbangsih pengetahuan dalam pembelajaran matakuliah bimbingan dan konseling.3

BAB IIPEMBAHASANA.LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis,etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofistentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaanfilosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafatyang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkanfilsafat post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalamPrayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :

Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir danmempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinyaapabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada padadirinya.

Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikandirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.

Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk danhidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atausetidak-tidaknya mengontrol keburukan.

Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikajisecara mendalam.

Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaanmanusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.

Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannyasendiri.4


Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapasebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.

Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasanaapapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingandan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itusendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampumelihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
1.Makna dan Fungsi Prinsip-prinsip Filosofis Bimbingan Konseling
Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cintadan sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadapkebijaksanaan. Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusiauntuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apamakna hidup manusia dialam semesta ini”.
1
Filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu bahwa :1)Setiap manusia harus mengambil keputusan atau tindakan,2)Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri3)Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan4)Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala pemikiran yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat John J.Pietrofesa et. al. (1980) mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip- prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut:
1

Syamsul Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: Remaja ERasdakarnya, 2006), hal.106
5

a.Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan danharga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya. b.Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbanganc.Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak kliend.Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mentale.Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensidirinyaf.Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifatindividualisasi dan sosialisasi
2.Hakikat Manusia
a)B.F Skinner dan Watsan
2
Mengemukakan tentang hakekat manusia:-Manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dannegatif yang sama-Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya-Segenap tingkah laku manusia itu dipelajari-Manusia tidak memiliki kemampuan untuk membentuk nasibnya sendiri b)Virginia Satir
3
Memandang bahwa manusia pada hakekatnya positif, Satir berkesimpulan bahwa pada setiap saat, dalam suasana apapun juga,manusia dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuanuntuk melakukan sesuatu.Upaya-upaya bimbingan dan konseling perlu didasarkan pada pemahamantentang hakekat manusia agar upaya-upaya tersebut dapat lebih efektif.
3.Tugas dan Tujuan Kehidupan
Witner dan Sweeney
4
mengemukakan bahwa ciri-ciri hidup sehat ditandaidengan 5 kategori, yaitu:

Spiritualitas ~ agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.
2

Gerold Corey, Terjemahan E. Koeswara, 1988.
3

Thompson dan Rodolph, 1983
4

Prayitno dan Erman Anti, 2002
6


Pengaturan diri ~ seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinyaterdapat ciri-ciri :a)rasa diri berguna b)pengendalian diric)pandangan realisticd)spontanitas dan kepekaan emosionale)kemampuan rekayasa intelektualf)pemecahan masalahg)kreatif h)kemampuan berhumor dani)kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.

Bekerja ~ untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial

Persahabatan ~ persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu1. dukungan emosional 2. dukungan material 3. dukungan informasi .

Cinta ~ penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2006)menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan temanmerupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaanmanusia.Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatasmempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.
B.LANDASAN RELIGIUS
Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:a.Keyakinan bahwa mnusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan b.Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agamac.Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secaraoptimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuaidengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu7

Landasan Religius berkenaan dengan :a)Manusia sebagai Mahluk TuhanManusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-halnegatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaantersebut pada hal-hal positif. b)Sikap KeberagamaanAgama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadiisi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalamhidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkataniptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.c)Peranan AgamaPemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalamkonseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi :a.Memelihara fitrah b.Memelihara jiwac.Memelihara akald.Memelihara keturunanC.
LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan(klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologiyang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e)kepribadian.
1.Motif dan Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkanseseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan8

asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafasdan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, sepertirekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya.Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan dan digerakkan,– baik daridalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasiekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yangmengarah pada suatu tujuan.
2.Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yangmembentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segalasesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yangmencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan danmewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada.Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individuyang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkanrendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula denganlingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaanyang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individuyang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan saranadan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yangdimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.
3.Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hinggaakhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dankognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan9

individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dariMcCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teoridari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6)teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa.Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagaiaspek perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.
4.Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapatmempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusiamampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkanyang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yangdihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) TeoriBelajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori PemrosesanInformasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.
5.Kepribadian
Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusantentang kepribadian secara bulat dan komprehensif.. Dalam suatu penelitian10

kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda- beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan saturumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diriterhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf (2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan daridalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memeliharakeseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)lingkungan.Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khassehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnyakonstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yangsaling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teorikepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dariSigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dariAdler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medandari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Responsdari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnyamereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.11


Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atauambivalen.

Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadaprangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih,atau putus asa.

Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko daritindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resikosecara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubunganinterpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dankemampuan berkomunikasi dengan orang lain.Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upayamemahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) makakonselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan motivasiyang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien). Selain itu,seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaandan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagianhidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat mungkin mampu menyediakanlingkungan yang kondusif bagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya.Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yangmendasarinya. Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien,konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadiankliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasaidengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan psikologi kepribadian.12

D.LANDASAN PEDAGOGIS
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)
1.Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbinganmerupakan bentuk upaya pendidikan.
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusiahanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akanmampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya,kesosilaanya dan keberagamaanya.Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasionalmenetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, sertaketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
2.Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling.
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani olehklien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakanBimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953,Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar……, belajar untuk memahami lebih jauh tentang dirisendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilankeputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru .Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya;dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.13

3.Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dankonseling
Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapatdimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasankematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, sertakematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.14

BAB IIIPENUTUPKesimpulan.
Dari pembahasan yang diuraikan didepan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan berbagai landasan, diantaranya:1.Landasan Filosofis: Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikirantentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif filsafatuntuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingankonseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.2.Landasan Religius: Landasan religius menggambarkan sisi-sisi agama yang perlu dikorek, diaplikasikan kedalam pelayanan bimbingan dan konselingkarena bimbingan dan konseling tidak akan lepas dari manusia sebagaiobjeknya dan realitas bahwa manusia merupakan makhluk religius.3.Landasan Psikologis: Landasan psikologis menggambarkan sisi-sisi psikisindividu, sisi psikis tersebut berkenaan dengan motif, motivasi, pembawaandan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan darikepribadian. Mengingat klien memiliki psikis yang berbeda maka konselor harus memahami tentang landasan psikologis4.Landasan Pedagogis: Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat pentingdalam upaya untuk memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah)motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yangdiharapkan.15

DAFTAR PUSTAKA
W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta :PT Grasindo.Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan danKonseling, Bandung : Remaja RosdakaryaPrayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar