Powered By Blogger

Sabtu, 02 Oktober 2010

Makalah sistem pengajaran " sistem pengajaran PAI" media / alat dan evaluasi PAI"

Bab I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang masalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap oransepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.Agar tujuan pendidikan itu bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif, agar peserta didik benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses itu.
Dalam kaitannya dengan usaha yang kondusif itu, alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan denga indera pendengaran dan penglihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat proses pembelajan murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Dengan adanya media maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran.
Dengan tersedianya media pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahkan alat/media pengajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh murid. Bila alat/media dapat difungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran.
B. Pembatasan Masalah
Agar lebih fokus dan lebih evisien dalam pembahasan ini maka kami membatasi permasalahan ini menjadi beberapa sub pokok pembahasan yang meliputi: Pengertian media Tujuan Media Pengajaran, Fungsi Media Pengajaran

C. Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan secara sepintas saya dapat menguraikan perumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah yang yang dimaksud Media?
b. Bagaimana fungsi dari media ?
c. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian media
2. Untuk mengetahui Bagaimana fungsi dari media
3. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
E. Metodologi Penulisan
Dalam pembahasan perencanaan system pengajaran saya menggunakan metode analisis deskriftif dari sumber – sumber yang kami peroleh

F. Sistematika Penulisan

Makalah ini di buat 3 bab yang masing-masing bab di lengkapi sub – sub bab dengan sistematika sebagai berkut
Bab I : pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,perumusan masalah,pembatasan masalah, tujuan penulisan/pembahasan,metode
penulisan dan sitematika penulisan
Bab II : Pembahasan yang menguraikan Pengertian media Tujuan Media
Pengajaran, Fungsi Media Pengajaran
Bab III : penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran.












Bab II
Pembahasan
Sistem pengajaran PAI
Media / alat dan Evalusi Pembelajaran

A. Pengertian media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembeljaran terjadi.
Media yang dipergunakan dalam mengajar diebut juga dengan pedia pengajaran. Karena pengajaran bagian dari kegiatan pemebelajara maka media sering juga disebut dengan media pembelajaran. Menurut Tim LPM DKI Jakarta: media pemebelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merang sang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
B. Tujuan Media Pengajaran
Dalam media pengajaran sangat diperlukan untuk memebantu efektifitas dan efisiensi pengajaran. Kaenanya guru harus dapat memilih media pengajaran yang tepat guna dan tepat sasaran. Karena pada dasarnya penggunaaan media pengajaran bertujuan untuk: :
a. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi pelajaran
b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda an
c. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan dalam penggunaan teknologi
. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan
C. Fungsi Media Pengajaran
Dalam kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru media pengajaran memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Sebagi alat bantu
b. Sebagai sumber belajar
c. Menarim perhatian siswa
d. Mempercepat proses belajar mengajar
e. Mempertinggi mutu belajar
Yusup Hadi Miarso dkk, menyatakan bahwa media pengajaran itu mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemempuan antara lain:
1. Membuat konkrit konsep yang abstrak
2. Membawa objek yang sukar di dapat ke dalam lingkungan belajar siswa.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar
4. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat.
6. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa.
7. Membangkitkan motivasi belajar, dan
8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpang menurut kebutuhan.
Sementara itu Abu Bakar Muhammad juga berpendapat bahwa kegunaan media pengajaran antara lain:
1. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
2. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan
menarik.
3. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar)
dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan
memikirkan suatu pelajaran, dan
5. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya,
memperhalus perasaan dan cepat belajar.
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual, yaitu
a. Fungsiatensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pengajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Khususnya gambar yang diproyeksikan melalui over head projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
b. Fungsi Afektif.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompenstoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan kontek untuk memahami tek membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam tek dan mengingatnya kembali. Dengan demikian, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan tek atau disajikan secara verbal
D. Memilih Media
Adua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni sebagai berikut :
a. Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan
langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran.
b. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata telah direncanakan, khususnya yang berkenaan
dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak
disampaikan.
Darwyan menyebutkan, dalam memilih media juga harus memperhatikan :
a. Obyektifitas. Yaitu pemulihan berdasarak atas prinsip ekfektifitas dan efesiensi yaitu
ketepatan yang disesuaikan denga materi serta tjuan pengajaran, bukan didasarkan
kebiasaan, kesenangan maupun kemampuan guru menggubakan media pengajaran.
b. Program pengajaran yaitu tingkat kesesuiaan dengan struktur kurikulum dan
kedalaman materi pelajaran yang akan disampaikan
c. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi baik tempat atau ruangan maupun kondisi anak
didik
d. Kualitas teknik memenuhi syarat keselamatan penggunaannya dan mudah untuk disempurnakan bila didiperlukan dan tidak membahayakan penggunanya.
Selain itu ada beberapa prinsif yang harus dijadikan dasar dalam memilih media pengajaran, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Prinsif umum dalam memilih dan menggunakan media pengajaran harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Media tidak dapat 100% dapat menggantikan peran guru.
2. Perlu persiapan yang matang baik guru, siswa, alat, program maupun tempat yang akan digunakan.
3. Pertimbangkan mutu media yang akan digunakan dalam artian harus handal, sistem kerjanya mudah dipahami, spesifikasi dari bahan yang bermutu, praktis penggunaannya, serta menjamin keselamatan bagi penggunanya.
4. Media harus jelas dan menarik.
5. Ketersediaan media yang akan digunakan.
6. Pertimbangkan waktu yang tersedia, mulai dari persiapan penggunaan dan penyempurnaan kembali media yang digunakan.
Sedangkan secara khusus penggunaan media pengajaran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan media pengajaran berdasarkan tujuan pembelajaran.
2. Pengguanan media pengajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
3. Pemilihan media pengajaran sesuai dengan kondisi, situasi, waktu dan tempat.
4. Penggunaan media pengajaran sesuai dengan karakteristik media pembelajaran.
5. Pemilihan media pengajaran sessuai dengan ketersediaan media pengajaran itu sendiri.
Pendapat lain mengatakan bahwa, dalam menggunakan media pengajaran harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan pemilihan. (untuk pembelajaran, informasi yang bersifat umum atau mengisi
waktu luang, pengajaran kelompok atau individu.
2. Karakteristik media pembelajaran (keampuhan, cara pembuatannya, maupun cara
penggunaannya.
3. Alternatif pemilihan media yang dapat digunakan.

E. Macam-macam Media Pengajaran
Ada beberapa media yang dugunakan dalam proses belajar mengajar. Media didasarkan dari cara melihat atau memandangnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Media Visual
Visual adalah gambar yang menunjukkan sesuatu yang dapat dilihat. Dengan demikian media visual adalah media pengajaran yang hanya dapat dilihat. Dikelompokkan menjadi empat diantarnya: a). Media Visual dua dimensi tidak transparan, b). Media visual dua dimensi papan, c). Media visual dua dimensi tranparn, d). Mediavisual tiga dimensi
b. Media Audio
Audio adalah suara yang dapat didengar telinga. Dengan demikian yang dimaksud dengan media audio adalah me3dia yanga dapat didengar oleh telinga.
c. Media Audio Visual
Media yang menunujukkan gambar dan suara. Menurut Djamarah sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, lat material (audiovisual) mempunya sifat sebagai berikut:
• Kemamauan untuk meningkatkan persepsi
• Kemamauan untuk meningkatkan penegrtian
• Kemamauan untuk meningkatkan transfer / pengalihan belajar
• Kemamauan untuk memberika penguatan (reinforment) atau pengetahuan hasil yang dicapai
• Kemamauan untuk meningkatkan retensi (ingatan)
F. Media dan Teknologi dalam Program SPJJ
Penggunaan media dalam SPJJ (Sistem Pendididkan Jarak Jauh), meliputi:
a. Media Cetak
Bersifat fleksibel untuk digunakan dalam aktivitas belajar. Media cetak tidak memerlukan sarana tambahan untuk mempelajari isi yang dikandungnya. De ngan media cetak siswa dapat melkakukan random accsess pada saat melakukan proses pembelajaran. Istilah random accsessdapat diartikan sebagai potensi media cetak untuk digunakan sebagai sarana belajar sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Media Audio
Digunakan dalam dua mode yaitu untuk keperluan belajar individual dan untuk disiarkan ataau diperluaskan melalui siaran audio, misalnya televisi dan radio. Keunggulannya adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan melalui unsur verbal.
c. Media Video
Media Video memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk belajar melalui unsur suara (audio) dan gambar (visual) secara simultan.
G. Evaluasi / Penilaian PAI
1. Pengertian Penilaian
Secara harfiah kata penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa Arab Al – Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan. Dalam buku ini kita hanya mempokuskan penilaian dalam bidang Pendidikan Agama Islam atau penilaian pendidikan Islam. Penilaian Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian, mingguan, bulanan, catur wulan, akhir tahun dan akhir tahun ajaran dan EBTA serta EBTANAS.
2. Fungsi Evaluasi / Penilaian
a. Perbaikan proses belajar mengajar.
b. Untuk menentukan nilai kenaikan kelas maupun penentuan lulus atau tidak
c. Penempatan siswa.
d. Diagnostik, yaitu untuk memeriksa dan mengalisa kelemahan siswa dan upaya mengatasinya.
3. Tujuan Evaluasi / Penilaian
Penilaian bertujuan memperoleh data mengenai pencapaian tujuan hasil belajar mengajar yang menuju ketingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran serta mengukur atau menilai efektifitas pengalaman belajar, kegiatan belajar dan metode mengajar Pendidikan Agama Islam yang dipergunakan.
4. Prisip dan Obyek Penilai
1. Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu :
a. Prinsip kontinuitas
Penilaian harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, oleh sebab itu penilaian tidak hanya dilakukan peda waktu tertentu seperti sebulan sekali hanya, catur wulan dan sebagainya, tetapi sebaiknya dilakukan setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung. penilaian seperti ini sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan kemampuan siswa menyerap materi yang diberikan dan efektivitas metode yang digunakan. Disamping itu untuk menentukan perlu tidaknya perbaikan proses belajar mengajar dan perbaikan bagi siswa atau diagnostik
b. Prinsip Individua
Prinsip penilaian ini harus diberikan kepada setiap siswa untuk menilan pekerjaannya sendiri. Hal ini memberikan kesadaran kepada setiap siswa untuk mengetahui keadaan kualitas belajar yang telah dicapainya. Dalam penilaian individu ini perlu di pertimbangkan situasi dan kondisi masing-masing siswa dalam menilai kemajuan dan pengawasan siswa terhadap pencapaian tujuan.
c. Prinsip Keseluruhan
Dengan prinsip keseluruhan, konprehensif dimaksudkan disini agar evaluasi / penilaian hasil belajar tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila penilaian tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh. Penilaian itu harus dapat menjangkau tiga aspek yang perlu dinilai yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan aspek psikomotor sesuai dengan porsi masing-masing dalam penilaian pendidikan agama Islam.
d. Prinsip Obyektivitas
Prinsip obyektivitas atau maudluu’iyyah, dapat dinyatakan sebagai penilaian yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
Oleh sebab itu penilaian harus dilakukan secara wajar sesuai dengankeadaan, kondisi apa adanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif.
Jika tidak obyektif akan dapat menodai kemurnian pekerjaan penilaian itu sendiri.

2. Obyek Penilaian
Dimaksud dengan obyek atau sasaran penilaian pendidikan agama Islam ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan dapat dilakukan terhadap siswa, guru maupun kurikulum pendidikan agama Islam.
Pada kesempatan kali ini sasaran atau obyek penilaian yang akan dibahas ada yang berkenaan dengan proses atau kegiatan proses pendidikan agama Islam yang dialami oleh siswa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, maka obyek dari penilaian pendidikan agama Islam meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek kemampuan, (2) aspek kepribadian, (3) aspek sikap.
5. Peran Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar ( PBM )
Ada beberapa peran penilaian dalam PBM
1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam kegiatan suatu proses belajar mengajar.
2. Menetapkan keefektifan pengajar dan rencana kegiatan.
3. Sebagai laporan kemajuan belajar siswa.
4. Menghilangkan kendala dalam kegiatan belajar mengajar dan memperbaiki kesalahan setra menyempurnakan kekurangan yang terdapat sewaktu praktek.


















Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembeljaran terjadi. Tujuan media pengajaran :
a. Memberi kemudaha kepada peserta didik untuk memahami materi pelajaran
b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda an bervariasi
c. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan dalam penggunaan teknologi
d. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan
Dalam kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru media pengajaran memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Sebagi alat bantu
b. Sebagai sumber belajar
c. Menarim perhatian siswa
d. Mempercepat proses belajar mengajar
e. Mempertinggi mutu belajar
Darwyan menyebutkan, dalam memilih media juga harus memperhatikan :
a. Obyektifitas. Yaitu pemulihan berdasarak atas prinsip ekfektifitas dan efesiensi yaitu ketepatan yang disesuaikan denga materi serta tjuan pengajaran, bukan dis=dasarka kebiasaan, kesenangan maupun kemampuan guru menggubakan media pengajaran.
b. Program pengajaran yaitu tingkat kesesuiaan dengan struktur kurikulum dan kedalaman materi pelajaran yang akan disampaikan
c. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi baik tempat atau ruangan maupun kondisi anak didik
d. Kualitas teknik memenuhi syarat keselamatan penggunaannya dan mudah untuk disempurnakan bila didiperlukan dan tidak membahayakan penggunanya.
Macam-macam media pengajaran meliputi : visual, audio, dan audio visual. Sedangkan media pengajaran SPJJ meliputi: media cetak, media audio, dan media video.
Secara harfiah kata penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa Arab Al – Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan. Dalam buku ini kita hanya mempokuskan penilaian dalam bidang Pendidikan Agama Islam atau penilaian pendidikan Islam. Penilaian Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa
2. Fungsi Evaluasi / Penilaian
a. Perbaikan proses belajar mengajar.
b. Untuk menentukan nilai kenaikan kelas maupun penentuan lulus atau tidak
c. Penempatan siswa.
d. Diagnostik, yaitu untuk memeriksa dan mengalisa kelemahan siswa dan upaya mengatasinya.
3. Tujuan Evaluasi / Penilaian
Penilaian bertujuan memperoleh data mengenai pencapaian tujuan hasil belajar mengajar yang menuju ketingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran serta mengukur atau menilai efektifitas pengalaman belajar, kegiatan belajar dan metode mengajar Pendidikan Agama Islam yang dipergunakan.
4. Prisip dan Obyek Penilai
1. Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu :
a. Prinsip kontinuitas
b. Prinsip Individua
c. Prinsip Keseluruhan
d. Prinsip Obyektivitas
5. Peran Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar ( PBM )
Ada beberapa peran penilaian dalam PBM
1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam kegiatan suatu proses belajar mengajar.
2. Menetapkan keefektifan pengajar dan rencana kegiatan.
3. Sebagai laporan kemajuan belajar siswa.
4. Menghilangkan kendala dalam kegiatan belajar mengajar dan memperbaiki kesalahan setra menyempurnakan kekurangan yang terdapat sewaktu praktek.



Daftar Pustaka
 Ahmad Rohani HM. (1995). Pengelolaan pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Jakarta.
 Conny Semiawan Stamboel. (1986). Prinsip dan teknik pengukuran dan penilaian di dalam dunia pendidikan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
 Dali S. Naga. (1992). Pengantar teori sekor. Jakarta : Gunadarma.
 Ratna Sayekti Rusli. (1988). Tes dan pengukuran dalam pendidikan. Jakarta Ditjen Dikti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar